
FIK UPNVJ – Pelatihan softskill bertema AI for Education 2025 kembali digelar dalam rangkaian hari keempat pada Sabtu, 11 Mei 2025. Kegiatan ini diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting dan menghadirkan berbagai sesi yang dirancang untuk membekali peserta, khususnya mahasiswa, dengan kemampuan kritis dalam menghadapi perkembangan kecerdasan buatan di dunia pendidikan. Fokus utama kegiatan kali ini adalah pembahasan mendalam terkait kredibilitas referensi yang dihasilkan oleh teknologi berbasis AI.
Kegiatan dibuka dengan sesi internal panitia yang dimulai sejak pukul 08.00 WIB untuk memastikan kesiapan teknis dan koordinasi tim. Ruang daring mulai diakses peserta pada pukul 08.30 WIB, dilanjutkan dengan pembukaan resmi oleh MC pukul 09.00 WIB. Serangkaian sesi sambutan disampaikan, termasuk dari ketua pelaksana yang memaparkan latar belakang pelatihan serta urgensi topik yang diangkat. Pengenalan terhadap moderator dan narasumber dilakukan sebelum masuk ke sesi utama.
Kegiatan tersebut diisi oleh Anis Fitri Nur Masruriyah, S.Kom., M.Kom., salah satu dosen Fakultas Ilmu Komputer (FIK) UPN “Veteran” Jakarta yang memaparkan materi bertajuk “Analisis Kredibilitas Referensi yang Dihasilkan AI.” Dalam sesi ini dijelaskan bahwa teknologi AI, seperti ChatGPT, tidak memiliki akses langsung ke database jurnal ilmiah, melainkan bekerja dengan memprediksi struktur teks berdasarkan data pelatihan. Hal ini menyebabkan referensi yang dihasilkan seringkali bersifat fiktif atau memiliki unsur data yang keliru.
Ciri-ciri referensi valid dan tidak valid dijelaskan secara komprehensif. Referensi yang valid ditandai dengan keberadaannya dalam database resmi, seperti Google Scholar, Scopus, atau PubMed, serta memiliki metadata lengkap dan DOI atau URL aktif. Sebaliknya, referensi yang tidak valid kerap tidak terdaftar dalam database akademik dan mengandung kesalahan informasi seperti penulis fiktif, tahun yang tidak sesuai, atau tautan yang rusak.
Verifikasi referensi secara manual ditekankan sebagai langkah krusial dalam menjaga integritas karya ilmiah. Peserta diberi panduan sistematis untuk memeriksa keabsahan referensi melalui pengecekan judul artikel, kesesuaian metadata, serta validitas DOI dan URL. Penegasan juga diberikan bahwa peran manusia tetap menjadi elemen utama dalam proses penyaringan informasi, sementara AI hanya berfungsi sebagai alat bantu yang perlu dikawal dengan tanggung jawab etis.
Diskusi interaktif berlangsung selama satu jam setelah pemaparan materi utama. Pertanyaan dari peserta mengalir deras, mencerminkan antusiasme serta kesadaran yang tinggi terhadap pentingnya verifikasi informasi akademik. Beberapa kasus nyata terkait referensi AI yang bermasalah turut dibahas, memperkaya pemahaman peserta terhadap tantangan praktis yang mungkin dihadapi dalam proses penulisan ilmiah.
Kegiatan ditutup dengan penyampaian kesan dan pesan dari peserta, pemberian cinderamata kepada narasumber, serta pelaksanaan post-test sebagai evaluasi akhir. Dokumentasi bersama dilakukan sebelum pengumuman penugasan sebagai tindak lanjut dari pelatihan. Seluruh rangkaian kegiatan berakhir pada pukul 12.15 WIB dalam suasana kondusif dan penuh semangat pembelajaran. Pelatihan ini memberikan kontribusi penting dalam meningkatkan kesadaran akademik di era digital, khususnya dalam penggunaan teknologi kecerdasan buatan secara etis dan bertanggung jawab. Materi yang disampaikan tidak hanya memperkaya wawasan peserta, tetapi juga menanamkan sikap kritis terhadap informasi yang dihasilkan oleh sistem berbasis AI. Dengan demikian, pelatihan ini diharapkan menjadi pijakan awal untuk membentuk budaya literasi digital yang kuat di lingkungan akademik.