Kamis (20/6/2024), pada pukul 09.00 WIB, Fakultas Ilmu Komputer (FIK) UPN “Veteran” Jakarta (UPNVJ) melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Inisiasi Implementasi Kerjasama Fakultas Ilmu Komputer dengan Kecamatan Baros, Serang–Banten. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Aston Serang & Convention Center, yang dihadiri oleh Bapak Supriyanto selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer, Ibu Erly Krisnanik selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Bapak Bambang Saras selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan, Ibu Ati Zaidiah selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Ibu Catur Nugrahaeni selaku perwakilan Dosen, Yulia Chaerunnisa selaku staff pimpinan, Bapak Yosi selaku Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Serang Banten, Ibu Atin selaku perwakilan dari Kecamatan Baros Serang Banten, dan Bapak Anton selaku perwakilan Bank BJB Kantor Wilayah (kanwil) 4 beserta tim.
Dalam rangka mendukung kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan meningkatkan mutu pendidikan serta memenuhi IKU 6, Fakultas Ilmu Komputer (FIK) UPN “Veteran” Jakarta melakukan kerjasama dengan Pentahelix sebagai mitra dari kalangan Pemerintahan, Industri, Pelaku Usaha dan Media Massa. Kerjasama yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kegiatan kerjasama ini melibatkan 5 (lima) instansi yang akan berkolaborasi untuk merumuskan bentuk kegiatan kerjasama yang akan dilakukan sepanjang berlakunya kerjasama tersebut.
Dalam kegiatantersebut masing-masing instansi menyampaikan beberapa hal diantaranya adalah pengenalan produk dari Bank BJB Kanwil 4, Serang Banten, diantaranya ialah Kredit Usaha Rakyat (KUR) JUARA, yang terbagi menjadi 4 yaitu: KUR Supermikro, KUR Mikro, KUR Kecil, dan KUR PMI.
KUR Super Mikro diperuntukkan untuk usaha baru yang ingin berjalan minimal 6 bulan sebesar 10 juta rupiah. Sedangkan KUR Mikro diperuntukkan untuk usaha tanpa anggunan sebesar 100 juta rupiah. Dan KUR Kecil Mikro 100 sampai dengan 500 juta (pangan 6%, 7%,8%,9%). Adapun Produk Umum dari BJB adalah KMU (Kredit Modal Utama).
Bank BJB tidak hanya membantu pendanaan saja, akan tetapi melakukan pendampingan untuk para pebisnis. Bentuk pendampingan yang dilakukan adalah pemberian edukasi untuk berbisnis, seperti pelatihan pembukuan, bisnis matching dan pameran ekspor impor untuk memperkenalkan produk UMKM. Terdapat beberapa kendala yang sering dihadapi terutama ketika melakukan pembayaran, yaitu terdapat keterlambatan pembayaran sehingga mengakibatkan pembukuan dilakukan berulangkali. Untuk meminimalisir adanya kendala tersebut maka dari pihak Bank BJB memberikan pelatihan kewirausahaan pemula, dan melakukan pendampingan pembiayaan UMKM. “Pelatihan ini dilakukan agar uang yang seharusnya menjadi modal dan angsuran pembayaran tidak masuk ke dalam pembiayaan konsumtif”, ujar Pak Anton selaku perwakilan dari Bank BJB Serang Banten Kanwil 4.
Kendala lain yang ditemukan adalah kurangnya pengetahuan pegiat UMKM untuk mempromosikan produk ke media massa, dan packaging produk yang kurang menarik. Bapak Yosi, selaku perwakilan dari Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Serang Banten pun menyampaikan bahwa tidak ada konsistensi produk dari pihak ritel. Maka dari itu beliau berharap dengan adanya program kegiatan yang dilakukan, nantinya dapat terus bersinergi untuk para pelaku UMKM.
Ibu Tresnatin menyampaikan dari kecamatan Baros, Serang Banten terdapat 50 pelaku UMKM, namun seiring berjalannya waktu mengalami hambatan, sehingga dari 50 pelaku UMKM yang ada berkurang menjadi 30 pelaku UMKM. Kendala dan hambatannya yang pertama yaitu permodalan, dan kedua ialah kesulitan mengakses internet (wifi) dan sinyal yang tidak menjangkau area kecamatan Baros. Pelaku UMKM di kecamatan Baros Serang Banten yang kebanyakan sebagai penjahit, sedangkan untuk usaha kuliner sudah beberapa yang gulung tikar. Permasalahan lainnya adalah banyak yang tidak termotivasi untuk memajukan usahanya sendiri, seperti tidak mendaftarkan NIB (Nomor Induk Berusaha) ke Diskoumperindang.
Mendengar penyampaian dari Bu Atin, ibu Erly Krisnanik memberikan tanggapannya bahwa masing-masing individu harus diberikan motivasi, dan mereka memiliki beberapa program diantaranya adalah Pelatihan Google Bisnis, Pemanfaat Sosial Media, dan Pembuatan Akun di Market Place.
Kemudian Pak Yosi selaku Diskoumperindang memberikan tanggapan, bahwa sudah ada website dan masih berjalan yang dikelola langsung oleh provinsi.
“Eranya skrg era digitalisasi, kita harus mengetahui kebutuhan Masyarakat, dan masyarakat perlu apa butuh apa. Semoga program ini bisa ditindak lanjuti, seperti program yang disampaikan yaitu pendataan, setelah itu dilakukan proses digitalisasi, dan semoga pentahelix selanjutnya bukan lagi mendata tetapi melakukan pengembangan berkepanjangan (continues)” – Ujar Pak Supriyanto, selaku Dekan FIK UPNVJ.
Diakhir kegiatan FGD ini, Ibu Ati, selaku Wakil Dekan Bidang III menyampaikan kesimpulannya bahwa ada beberapa target UMKM di lima kecamatan, dan rencana program pembinaan seperti Identifikasi Potensial produk dan pasar, Peningkatan Kualitas Produk, Standarisasi Produk, Legalitas Produk, Administrasi Bisnis (Pembukuan dan Administrasi Keuangan Usaha), Pengembangan Komunitas Binaan Kecamatan dan Desa, Modal Usaha, Pembinaan Kewirausahaan, Pembinaan Pengelolaan Produk, Pengembangan Mitra Bisnis (Pangsa Pasar), dan Pembinaan Literasi Digital UMKM. Sebagai rencana tindak lanjut dari pertemuan ini adalah dibangunnya Sistem Informasi Manajemen UMKM, Pendataan UMKM, e-Commerce UMKM dan Pengembangan Dashboard Open Data (Analysis dan Bisnis Intelligence) untuk memenuhi kebutuhan dari para pegiat UMKM.