Oleh: Prof. Dr. Ir. Supriyanto, M.Sc., IPM.

Visi Indonesia Emas telah dicanangkan pada RPJPN Tahun 2025-2045. Membangun Manusia Indonesia yang unggul menjadi salah satu tahapannya. Manusia unggul adalah manusia yang memiliki fisik yang sehat dan kuat, mempunyai pengetahuan dan wawasan yang hebat, dan memiliki jiwa dan spiritual yang kuat. 

Fisik yang sehat dan kuat, membuat manusia aktif berbuat, melakukan sesuatu tanpa syarat, dan tentu terhindar dari kebiasaan konsumsi obat. Sebaliknya apabila fisik sakit, dia hanya bisa melakukan sedikit, menjadi pengunjung rutin rumah sakit, tentu akan membuatnya tidak produktif. Fisik sehat saja tidaklah cukup, apalagi bersama masyarakat kita hidup, tentu perlu bersama gayung bersambut, dan saling menjaga agar terhindar dari yang tidak patut. Jika kita merasa cukup dengan badan, tentu kita tidak beda dengan hewan, bahkan kadang mereka lebih kuat dan menawan, mari kita isi badan dengan banyak wawasan.

Manusia unggul haruslah memiliki ilmu, yang dengannya dapat terus bergerak melaju, tidak tertinggal dengan negara-negara maju. Apalagi di era disrupsi ini, tanpa pengetahuan tentu kita akan terisolasi, menjadi korban teknologi, dan selanjutnya kesulitan mencari sesuap nasi. Kita hanya asyik menikmati, mainan dan media sosial yang tak berhenti, dan selalu update seiring perkembangan teknologi. Tidak terasa umur terus bertambah, waktu berlalu tak kenal lelah, tiba-tiba kerutan menghiasi wajah. 

Fisik sehat dan ilmu banyak belumlah cukup, manusia unggul perlu mendekat pada Yang Maha Hidup, beribadah untuk mendapat bekal yang cukup, yakinlah kita pasti akan dimasukkan ke tanah tertutup. Untuk itu, manusia harus menggunakan fisik dan ilmu untuk beribadah, pasrah kepada Allah seraya tangan menengadah, semoga hidup menjadi berkah.

Teladan Manusia Unggul

Allah telah mengutus manusia unggul, yang doanya selalu terkabul, dua orang lelaki yang pernah hidup jadul, Nabi Ibrahim dan Nabi Muhamad penutup para rosul. Keduanya selalu kita doakan, pada saat membaca sholawat sebelum salam. Sebagai tanda kemuliaan dan kebaikan yang dulu mereka perjuangkan. Allah Sang Maha Kuasa telah berfirman, di Surat Al Mumtahanah ayat empat dan enam. Sungguh, benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu pada (diri) Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya (ayat 4). Sungguh pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) benar-benar terdapat suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) hari Kemudian. Siapa yang berpaling, sesungguhnya Allah, Dialah Yang Mahakaya lagi Maha Terpuji (ayat 6).

Sebentar lagi datang musim haji, para umat Muslim melaksanakan ibadah suci,  memenuhi panggilan Illahi datang ke tanah suci menunaikan ibadah haji. Bulan haji tidak dapat dilepaskan dari keteladanan Nabi Ibrahim dan keluarga. Teladan bagi yang ingin menjadi manusia unggul secara fisik, akal dan ruhani.  

Secara fisik Nabi Ibrahim adalah manusia yang kuat dan perkasa, bagaimana tidak beliau tinggal di Palestina, sementara istri dan anaknya di Mekah sana. Jangan samakan saat itu dengan kemudahan pesawat zaman sekarang, saat itu unta sebagai kendaraan. Nabi Ibrahimlah yang tercatat meninggikan Ka’bah sehingga diabadikan tapak kakinya (Maqam Ibrahim) di samping Ka’bah. Tanpa kekuatan fisik, tentu tidak bisa melakukannya.

Secara ilmu pengetahuan tidak diragukan lagi sehingga milah Ibrahim menjadi ikutan manusia setelahnya. Beliau dikisahkan secara logis mencari Tuhan yang pada akhirnya menemukan Tuhan  yang sebenarnya, Allah SWT. Beliiau juga terbukti jago debat sehingga mengalahkan argumentasi Raja Namrud. Kisah tersebut membuktikan betapa luas ilmu pengatahuan beliau.

Secara spiritual tentu juga semua mengakui bahwa keluarga beliau menjadi ikutan dalam dalam banyak ibadah, bahkan keturunan beliau banyak yang menjadi Nabi pilihan Allah, sehingga dikenal dengan bapaknya para Nabi. Doa beliau agar Mekah menjadi makmur dan keturunan beliau menjadi Nabi akhir zaman diijabah. Terkabulnya doa beliau menandakan dekatnya beliau dengan Tuhan, dan tingginya kekuatan spritualnya.

Kunci keunggulan beliau adalah sifat taqwa yang dimilikinya, beliau lakukan apapun yang diperintah Tuhannya, meski harus menyembelih putra tercinta. Agar manusia Indonesia menjadi unggul tentu juga harus menjadi orang bertaqwa. Dengan taqwa Allah akan memberikan jalan keluar atas masalahnya, diberikan rejeki dari arah yang tidak disangkanya, dimudahkan urusan dan masalahnya, diampuni dosa dan diberi pahala besar untuknya.  

Memahami pentingnya taqwa, pendiri bangsa telah meletakkan taqwa dalam berbagai roda pengelolaan bangsa. Negara Indonesia berdasarkan pada Ketuhan Yang Maha Esa. Dalam UU Sisdiknas, penyiapan generasi bangsa melalui pendidikan nasional ditujukan untuk menjadikan generasi yang bertaqwa, TNI memiliki Sapta Marga yang salah satunya adalah TNI merupakan ksatria Indonesia yang bertaqwa pada Tuhan YME, Polri memiliki Tri Brata yang salah satunya Berbakti Kepada Nusa Dan Bangsa Dengan Penuh Ketakwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Hakim mempunyai Panca Dharma dan yang pertama adalah Kartika, yaitu memiliki sifat percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Taqwa menjadi syarat pertama pendaftaran pegawai negara.

Sifat taqwa digapai dengan melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Syariat ibadah telah diberikan untuk mendapatkan derajat taqwa. Sholat diperintahkan agar menjadi taqwa, puasa Ramadhan diwajibkan agar menjadi taqwa, haji diperintahkan untuk menjadi taqwa, kurban juga disyariatkan untuk menjadi taqwa, dan ibadah lainnya diperintahkan agar kita menjadi taqwa. Bekal terbaik kembali padaNya juga berupa taqwa. Orang bertaqwalah yang akan mendapatkan kedudukan terbaik di sisiNya. Semoga Allah karuniakan sifat taqwa kepada kita, sehingga sebagai apapun peran kehidupan kita selalu menunjukkan sifat manusia unggul. Menebar manfaat bagi sesama, dan alam semesta, sehingga Visi Abadi bangsa Indonesia yaitu Menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan Makmur, dapat tercapai. Bumi Indonesia menjadi baldatun thoyibatun warabbun ghofur.

Share