FIK UPNVJ – Jakarta, 19 Maret 2025 – Fakultas Ilmu Komputer UPNVJ bersama dengan UPN “Veteran” Jakarta menggelar kegiatan demonstrasi dan diskusi mengenai konsep Navy & Marine Open Knowledge Repository (NM-OKR) di Ruang Rapat Nusantara 1, Lantai 2, UPN Veteran Jakarta. Acara ini menjadi sorotan karena menghadirkan beragam pemangku kepentingan dari akademisi, pakar kemaritiman, hingga perwakilan Korps Marinir. Tidak hanya itu, industri teknologi pun turut berpartisipasi, menunjukkan kolaborasi lintas sektor dalam mewujudkan penerapan teknologi digital yang lebih luas di Indonesia, khususnya di bidang kemaritiman dan pertahanan.

Kegiatan yang berlangsung meriah ini dibuka oleh Rektor UPN Veteran Jakarta, Prof. Anter Venus, selaku moderator dan tuan rumah. Ia menekankan pentingnya transformasi digital bagi institusi pendidikan di era modern. Transformasi ini, menurutnya, tidak hanya menyentuh aspek administratif, tetapi juga menyeluruh pada sektor riset, pengembangan, dan publikasi ilmiah. Dalam sambutannya, Prof. Venus menjelaskan bahwa UPN Veteran Jakarta bertekad untuk mendukung penuh pengembangan repository digital yang mampu mengumpulkan, menyimpan, dan menyebarluaskan berbagai pengetahuan di bidang kemaritiman dan pertahanan. Menurutnya, NM-OKR dapat menjadi pintu gerbang untuk menjadikan UPN Veteran Jakarta sebagai institusi yang unggul, berdaya saing global, serta berkontribusi nyata dalam kemajuan riset nasional.

Selanjutnya, Brigjen TNI (Purn.) Paulus Prananto memaparkan konsep Open Knowledge Repository (OKR) yang telah banyak diadopsi oleh organisasi internasional, seperti World Bank. OKR dinilai efektif dalam menyediakan akses terbuka bagi publik terhadap karya ilmiah dan berbagai dokumen penting lain. Dalam konteks NM-OKR, konsep ini diadaptasi secara khusus untuk menjawab kebutuhan kemaritiman dan pertahanan di Indonesia, yang memiliki karakteristik geografis kepulauan. Brigjen TNI (Purn.) Paulus Prananto menuturkan bahwa integrasi kecerdasan buatan (AI) ke dalam sistem OKR akan memungkinkan proses pencarian serta analisis data menjadi lebih efisien. Data dalam jumlah besar yang tersimpan di repository digital bisa diolah dengan cepat, sehingga para peneliti, mahasiswa, hingga personel militer bisa menemukan informasi yang relevan dalam waktu singkat.

Pelaksanaan Demonstrasi dan Diskusi Navy & Marine Open Knowledge Repository

Lebih jauh, penjelasan tentang penggunaan AI dalam NM-OKR menimbulkan diskusi hangat di antara para peserta. Prof. Indroyono Soesilo, MSc., PhD., IPU, yang pernah menjabat sebagai Menko Bidang Kemaritiman RI periode 2014–2015, menyambut baik gagasan ini. Menurutnya, pemanfaatan teknologi AI sejalan dengan tren global di mana pendidikan dan penelitian semakin mengarah pada digitalisasi dan otomasi data. Ia melihat potensi besar Indonesia untuk memanfaatkan teknologi ini mengingat kekayaan maritim yang dimiliki negeri kepulauan ini belum sepenuhnya tereksplorasi. Dengan adanya NM-OKR, para peneliti dapat saling bertukar informasi dan data lebih mudah, menciptakan ekosistem riset yang saling mendukung dan memperkuat.

Dari perspektif pertahanan, Brigjen TNI (Mar) Muhammad Nadir, M.Tr. Opsla, selaku Wadan Kormar, menekankan bahwa pengembangan repository digital juga bermanfaat untuk menunjang tugas dan fungsi di Korps Marinir. Ketersediaan data dan informasi yang mudah diakses diharapkan akan mempercepat pengambilan keputusan di lapangan, misalnya dalam hal kajian strategis maupun taktis di wilayah pesisir atau pulau-pulau terluar. Dalam proses diskusi, pertanyaan mengenai keamanan data juga mengemuka. Letjen Mar (Purn) R.M. Trusono, SMn., MM, mantan Dan Sesko TNI, menegaskan bahwa pengembangan NM-OKR harus dibarengi dengan protokol keamanan yang ketat untuk melindungi data sensitif yang berpotensi berkaitan dengan keamanan nasional.

Kekhawatiran mengenai validitas data juga disampaikan oleh Laksda TNI (Purn) Ir. Budiman Djoko Said, MM, Rektor UPNVJ periode 2006–2011. Menurutnya, penggunaan AI dalam repository digital perlu disertai langkah-langkah verifikasi dan cross-check yang memadai. Sistem kecerdasan buatan, meskipun mampu mengolah data dengan cepat, tetap memerlukan input yang berkualitas. Data-data yang tidak valid, keliru, atau menyesatkan dapat berakibat fatal apabila menjadi dasar bagi penelitian ilmiah atau kebijakan pertahanan. Dalam hal ini, kolaborasi dengan berbagai pihak menjadi kunci utama agar data yang masuk ke NM-OKR selalu terjamin keakuratannya.

Untuk memastikan keberlanjutan dan pengelolaan NM-OKR, dibutuhkan pula dukungan dari berbagai kalangan, termasuk industri teknologi. Di sini, peran Isaac Nugraha Munandar, BBA, CEO MAXY Academy, dan Andy Febrico Bintoro, PhD, CTO MAXY Academy, menjadi sorotan. Keduanya menyoroti pentingnya memadukan riset akademik dengan praktik terbaik dari dunia industri, khususnya dalam implementasi AI dan digital library. Isaac menekankan bahwa adopsi AI tidak dapat dilepaskan dari pertimbangan strategi bisnis, terutama jika repository ini akan dikembangkan ke skala yang lebih luas. Dengan adanya strategi yang jelas, maka pengembangan NM-OKR dapat berkelanjutan, memperkuat daya saing akademisi, dan sekaligus memberi manfaat komersial bagi para pemangku kepentingan yang relevan.

Brigjen TNI (Purn.) Paulus Prananto tengah membawa paparan

Sementara itu, Andy Febrico Bintoro menjelaskan bagaimana chatbot AI dapat diintegrasikan ke dalam digital library yang sudah ada di lingkungan kampus. Mahasiswa, dosen, dan peneliti dapat memanfaatkan chatbot tersebut untuk mencari referensi, data, atau jurnal ilmiah secara efisien, tanpa perlu membuang banyak waktu untuk menelusuri katalog manual. Fitur natural language processing (NLP) yang tersemat dalam chatbot akan memudahkan pengguna dalam berinteraksi dengan sistem, sehingga pencarian informasi dapat dilakukan cukup melalui teks percakapan biasa. Dengan pendekatan ini, kesenjangan teknologi yang kerap dirasakan oleh sebagian mahasiswa atau peneliti yang kurang familiar dengan sistem pencarian canggih dapat diminimalkan.

Selain membahas aspek teknis, diskusi juga mencakup perlunya payung hukum dan regulasi yang jelas terkait keamanan siber dan hak cipta. Laksma TNI (Purn) Eddy Sulistyadi, yang saat ini menjadi dosen di Universitas Pertahanan (UNHAN), menyatakan bahwa perlindungan hukum bagi penulis, peneliti, dan institusi yang berkontribusi dalam repository sangat penting. Hal ini mencakup pengaturan tentang hak cipta, perlindungan kekayaan intelektual, serta regulasi terkait klasifikasi dokumen rahasia. Eddy menggarisbawahi bahwa meskipun tujuan NM-OKR adalah keterbukaan akses, tetap ada batasan-batasan tertentu untuk mencegah kebocoran informasi yang dapat membahayakan kepentingan nasional.

Tidak kalah menarik, Brigjen TNI (Purn) Paulus Prananto, M.Sc, selaku Dekan FIK periode 2006–2009 dan salah satu motor penggerak ide NM-OKR, menyampaikan bahwa pengembangan repository digital sudah lama menjadi wacana di kalangan akademisi UPN Veteran Jakarta. Gagasan ini muncul karena melihat banyaknya penelitian di bidang kemaritiman dan pertahanan yang tercecer, tidak terdokumentasi dengan baik, atau sulit diakses secara luas. Menurutnya, dengan berkolaborasi dengan para ahli teknologi, institusi militer, serta pemangku kepentingan terkait, NM-OKR bisa menjadi pusat rujukan yang solid dalam mengembangkan wawasan maritim Indonesia.

Lebih lanjut, Laksma TNI (Purn) Dr. Dwi Nugroho, M.Sc, yang pernah menjabat Dekan FIK periode 2009–2012, menambahkan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam sistem NM-OKR juga menjadi prioritas. Bagi Dwi, pembelajaran berbasis AI dan teknologi digital bukan lagi sekadar pilihan, melainkan keharusan di tengah revolusi industri 4.0. Ia menilai bahwa generasi muda perlu dikenalkan dan dilibatkan sejak awal agar mereka terbiasa dengan kultur riset modern. Dengan demikian, kelak mereka akan memiliki kemampuan manajemen data yang andal, kemampuan analisis, dan kesadaran akan isu-isu keamanan siber.

Pada akhir diskusi, Rektor UPN Veteran Jakarta, Prof. Anter Venus, menegaskan komitmen institusinya untuk menjadikan NM-OKR sebagai program unggulan yang terus dikembangkan. Beliau menyebutkan bahwa keberhasilan proyek ini sangat bergantung pada sinergi semua pihak, baik dari sektor akademik, militer, industri, maupun lembaga-lembaga riset lain di dalam dan luar negeri. Ia juga menekankan pentingnya dukungan pemerintah dalam bentuk regulasi dan pendanaan, agar NM-OKR mampu tumbuh menjadi repository digital terkemuka yang memfasilitasi inovasi, penelitian, dan pengembangan ilmu kemaritiman serta pertahanan.

Prof. Dr. Ir. Supriyanto, ST., M.Sc., IPM tengah memaparkan aplikasi yang diimplementasi pada Digital Library FIK UPVNJ

Sebagai tindak lanjut, UPN Veteran Jakarta akan membentuk tim khusus untuk menyusun peta jalan (roadmap) pengembangan NM-OKR. Tim ini beranggotakan perwakilan dari Fakultas Ilmu Komputer, para ahli dari Korps Marinir, serta mitra industri seperti MAXY Academy. Mereka akan merumuskan rancangan teknis, protokol keamanan, metode pengelolaan big data, hingga strategi kolaborasi internasional. Rencana ini diharapkan rampung dalam waktu dekat sehingga NM-OKR dapat segera memasuki tahap implementasi.

Kegiatan demonstrasi dan diskusi NM-OKR ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam transformasi digital di UPN Veteran Jakarta, sekaligus memberikan contoh bagi perguruan tinggi lain di Indonesia. Para peserta sepakat bahwa di era digitalisasi, pemanfaatan teknologi untuk riset, kolaborasi, dan pengambilan keputusan menjadi kunci keberhasilan institusi pendidikan. Dengan adanya NM-OKR, akses terhadap pengetahuan ilmiah di bidang kemaritiman dan pertahanan akan semakin terbuka, memungkinkan terjadinya inovasi yang lebih cepat serta pengembangan keilmuan yang lebih maju.

Pada akhirnya, pembangunan NM-OKR diproyeksikan tidak hanya bermanfaat bagi kalangan akademisi, tetapi juga berdampak positif bagi industri maritim, sektor pertahanan, dan masyarakat luas. Akses informasi yang lebih mudah dan terpercaya diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis pengetahuan, memperkuat kedaulatan maritim, serta memajukan ekosistem penelitian nasional. Melalui kolaborasi lintas sektoral dan semangat gotong royong, NM-OKR diharapkan dapat menjadi model repository digital yang berkelanjutan, aman, dan relevan dengan kebutuhan zaman.

Sebagai penutup, acara ini menegaskan bahwa digitalisasi bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan nyata bagi Indonesia, khususnya dalam menghadapi tantangan global di bidang kemaritiman dan pertahanan. Seluruh pihak yang terlibat menaruh harapan besar agar NM-OKR dapat segera diimplementasikan. Dengan dukungan semua pemangku kepentingan, UPN Veteran Jakarta pun semakin optimistis mampu mewujudkan visi dan misinya sebagai pelopor transformasi digital di ranah pendidikan, riset, dan pengabdian kepada masyarakat.

Share